Tuesday, August 30, 2016

Konfigurasi Web Server Pada Debian 8 Server



Hai teman-teman kali ini saya akan posting tentang konfigurasi web server pada debian 8 server. Agar lebih jelasnya simak penjelasan berikut ini:
Pengertian
   Server web atau peladen web dapat merujuk baik pada perangkat keras ataupun
perangkat lunak yang menyediakan layanan akses kepada pengguna melalui protokol komunikasi HTTP atau HTTPS atas berkas-berkas yang terdapat pada suatu situs web dalam layanan ke pengguna dengan menggunakan aplikasi tertentu seperti peramban web.
   Penggunaan paling umum server web adalah untuk menempatkan situs web, namun pada prakteknya penggunaannya diperluas sebagai tempat peyimpanan data ataupun untuk menjalankan sejumlah aplikasi kelas bisnis.
   Fungsi utama sebuah server web adalah untuk mentransfer berkas atas permintaan pengguna melalui protokol komunikasi yang telah ditentukan. Disebabkan sebuah halaman web dapat terdiri atas berkas teks, gambar, video, dan lainnya pemanfaatan server web berfungsi pula untuk mentransfer seluruh aspek pemberkasan dalam sebuah halaman web yang terkait; termasuk di dalamnya teks, gambar, video, atau lainnya.
   Pengguna, biasanya melalui aplikasi pengguna seperti peramban web, meminta layanan atas berkas ataupun halaman web yang terdapat pada sebuah server web, kemudian server sebagai manajer layanan tersebut akan merespon balik dengan mengirimkan halaman dan berkas-berkas pendukung yang dibutuhkan, atau menolak permintaan tersebut jika halaman yang diminta tidak tersedia.
   Saat ini umumnya server web telah dilengkapi pula dengan mesin penerjemah bahasa skrip yang memungkinkan server web menyediakan layanan situs web dinamis dengan memanfaatkan pustaka tambahan seperti PHP, ASP.
Latar Belakang
   Ingin membuat debian server memiliki webnya sendiri.
Maksud dan Tujuan
   Adapun maksud dan tujuannya adalah ingin mengkonfigurasikan web server pada Debian 8 server.
Alat dan Bahan
- SO Debian8
- Server/CPU
- Laptop/PC
- SSH server 
Jangka Waktu Pelaksanaan
  Waktu yang saya perlukan untuk mengkonfigurasi web server saat itu adalah 4 jam, dari jam 08.00-12.00.
Langkah Konfigurasi
- Pertama masuk terlebih dahulu ke debian server sebagai super user (root).
- Kemudian kita install aplikasi web server yaitu "apache2" dengan perintah:
  #apt-get install apache2 (tekan enter)
- Tunggu hingga prosesnya selesai, jika sudah selesai kita coba apakah aplikasi webnya sudah berjalan apa belum dengan cara buka browser dan ketikkan alamat ip server kita. jika berhasil maka tempilannya akan seperti ini:

- Selanjutnya kita install aplikasi web server yang kedua yaitu "php5" dengan perintah:
    #apt-get install php5 (tekan enter)
- Tunggu hingga prosesnya selesai. Jika sudah selesai selanjutnya kita masuk ke direktori "/var/www/html/", dengan perintah:
   #cd /var/www/html/  (tekan enter)
- Maka akan masuk ke direktori /var/www/html/, disini kita akan buat file test.php dengan perintah:
     #nano test.php (tekan enter)
- Kemudian tambahkan script seperti ini pada file tersebut:
<?php
phpinfo ();
?>

- Jika sudah untuk menyimpannya kita harus menekan tombol "CTRL+X" Kemudian "Y" dan "enter".
- Selanjutnya kita harus mengeceknya di browser kita dengan mengetikkan alamat IP/test.php contoh (192.168.20.2/test.php) kemudian enter. jika berhasil maka tampilannya seperti ini:


Hasil dan Kesimpulan
   Adapun hasilnya adalah saya tadi gagal pada saat tes aplikasi web servernya dibrowser pada langkah setelah install apache2, dan saya telah selesai sampai install php5 dan membuat filenya.
   Kesimpulannya adalah pada saat install web server kita harus teliti dan jangan lupa membaca referensi-referensi entah itu dari buku, ebook, internet ataupun hal lain yang dapat membantu kita dalam penyelesaian konfigurasi.
Demikianlah sedikit penjelasan tentang konfigurasi web server dari saya apabila ada banyak kurangnya saya mohon maaf, Selamat mencoba.

Referensi:
- Ebook konfigurasi Debian server
- Ebook Dhedy

Monday, August 29, 2016

Langkah-langkah Konfigurasi DNS Server


   Hai Teman kali ini saya akan posting tentang konfigurasi DNS Server pada debian 8. Agar lebih jelasnya simak penjelasan berikut:

Pengertian DNS
   DNS (Domain Name System) adalah sebuah sistem yang menyimpan informasi tentang nama host ataupun nama domain dalam bentuk basis data tersebar (distributed database) di dalam jaringan komputer, misalkan: Internet. DNS menyediakan alamat IP untuk setiap nama host dan mendata setiap server transmisi surat (mail exchange server) yang menerima surel (email) untuk setiap domain. Menurut browser Google Chrome, DNS adalah layanan jaringan yang menerjemahkan nama situs web menjadi alamat internet.
   DNS menyediakan pelayanan yang cukup penting untuk Internet, ketika perangkat keras komputer dan jaringan bekerja dengan alamat IP untuk mengerjakan tugas seperti pengalamatan dan penjaluran (routing), manusia pada umumnya lebih memilih untuk menggunakan nama host dan nama domain, contohnya adalah penunjukan sumber universal (URL) dan alamat surel. Analogi yang umum digunakan untuk menjelaskan fungsinya adalah DNS bisa dianggap seperti buku telepon internet di mana saat pengguna mengetikkan www.indosat.net.id di peramban web maka pengguna akan diarahkan ke alamat IP 124.81.92.144 (IPv4) dan 2001:e00:d:10:3:140::83 (IPv6).
 
Latar Belakang  
   Ingin membuat server memiliki alamat domainnya sendiri.

Maksud Dan Tujuan
   Adapun maksud dan tujuannya adalah konfigurasi Domain Name System pada server Debian8.

Alat dan Bahan
- CPU
- SO Debian 8
- Laptop/PC

Langkah Konfigurasi
- Langkah pertama kita masuk ke servernya kita terllebih dahulu.
- Kemudian ketikkan perintah install paket DNS yaitu bind9, caranya seperti ini:
 
     #apt-get install bind9

- Tunggu hingga proses penginstalan selesai, kemudian untuk masuk ke dalam direktori/folder bind9 ketikkan perintah:
 
     #cd /etc/bind/

- Setelah itu kita melakukan konfigurasi dengan menuliskan perintah seperti ini:
 
     #nano named.conf.local

- kemudian tambahkan script ini pada baris paling bawah seperti gambar di bawah ini:
- Jika sudah selesai, untuk menyimpannya tekan tombol "CTRL+X" kemudian "Y" lalu enter.
- Selanjutnya kita ubah file db.local dan db.127 dengan file yang barusan kita buat tadi  yaitu db.kelompok3 dan db.192 caranya seperti ini:
     
     #cp db.local db.kelompok3
     #cp db.127 db.192


- Jika sudah kita masuk ke dalam file db.kelompok3 dengan perintah "#nano db.kelompok3" untuk diedit isi filenya menjadi seperti dibawah ini:
Jika sudah selesai simpan filenya dengan menekan tombol "CTRL+X" kemudian "Y" lalu enter.

- Selanjutnya kita masuk kedalam file db.192 dengan perintah "#nano db.192" untuk mengedit isi filenya menjadi seperti ini:
- Jika sudah selesai simpan isi filenya dengan menekan tombol "CTRL+X" kemudian "Y" lalu enter.
- Langkah selanjutnya kita daftarkan domain tersebut kedalam file "resolv.conf" dengan perintah "#nano /etc/ resolv.conf" kemudian daftarkan domainnya seperti ini:

- Jika sudah selesai simpan isi filenya dengan menekan tombol "CTRL+X" kemudian "Y" lalu enter.
-Kemudian langkah terakhir adalah merestart bind9 agar hasil konfigurasinya dapat tersimpan. Perintah untuk merestart ada 2 yaitu:

    #service bind9 restart
 atau
    #/etc/init.d/bind9 restart

Hasil dan Kesimpulan
   Hasilnya server telah terkonfigurasi DNS (Domain Name System) Server dan dapat digunakan dengan semestinya.

Penutup 
   Demikianlah sedikit penjelasan tentang konfigurasi DNS Server pada Debian Server, mohon maaf jika ada banyak salahnya. Selamat mencoba semoga berhasil.

Referensi:
- https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Penamaan_Domain

Friday, August 26, 2016

Konfigurasi Port-Security Pada Cisco Packet Tracer

Hai teman-teman kali ini saya akan posting masih tentang cisco packet tracer akan tetapi sekarang kita bahas tentang konfigurasi HSRP pada cisco packet tracer, agar lebih jelasnya simak penjelasan berikut.
Pengertian Port-Security
   port security adalah sebuah trafik kontrol yang bekerja di layer 2 data link. berfungsi untuk mendaftarkan dan membatasi perangkat end devices mana saja yang dapat terkoneksi pada suatu port di switch tersebut.
Latar Belakang
    Ingin memberikan pengaman pada port yang diinginkan agar tidak dapat di gunakan oleh orang lain/PC lain.
Maksud dan Tujuan
   Maksud dan tujuannya adalah menyetting port-security pada cisco packet tracer.
Alat dan Bahan
- Software Cisco packet tracer
- Laptop/PC
Langkah Konfigurasi

Dari topologi diatas kita ingin mengkonfigurasikan port security pada PC0, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

- Langkah pertama adalah menyetting port yang akan di beri security disini saya akan memberi security pada port FastEthernet0/1, Langkahnya seperti ini:
Switch0   Switch>enable
Switch0   Switch#configure terminal
Switch0   Switch(config)#int fa0/1
Switch0   Switch(config-if)#sw mode acc
Switch0   Switch(config-if)#sw port-security
Switch0   Switch(config-if)#sw port-security mac-address 00E0.B0D0.6D49 (Mac Address pada PC0)
Switch0   Switch(config-if)#sw port-security mac-address sticky
Switch0   Switch(config-if)#sw port-security violation restrict
Switch0   Switch(confih-if)exit

- Setelah itu beri alamat IP pada tiap-tiap PC yang tersedia.
#PC0 IP address: 192.168.1.1   Netmask: 255.255.255.0
#PC1 IP address: 192.168.1.1   Netmask: 255.255.255.0
#PC2 IP Address: 192.168.1.2   Netmask: 255.255.255.0

- Jika sudah kita tes ping dari PC0 ke PC2 hasilnya pasti berhasil.
- Coba kita pindahkan kabel dari PC0 ke PC1.

- Kemudian tes ping dari PC1 ke PC2 hasilnya sudah pasti gagal, karena port itu kita sudah konfigurasi port security dan hanya dapat di gunakan untuk PC yang mac addresnya sudah tersimpan pada port tersebut yaitu PC0 saja.

Hasil dan Kesimpulan
   Hasilnya adalah kabel yang berada pada port fastethernet0/1 yang digunakan pada PC0 tidak dapat digunakan pada PC lainnya (PC1) walaupun alamat IP nya sama, jadi port itu hanya dapat digunakan untuk PC0 saja.
Penutup
   Demikianlah sedikit penjelasan tentang konfigurasi port-security pada cisco packet tracer semoga saja bermanfaat untuk kalian semua, selamat mencoba semoga berhasil.

Referensi: http://www.zufar.id/2016/02/port-security-cisco.html

Konfigurasi HSRP Pada Cisco Packet Tracer

Hai teman-teman kali ini saya akan posting masih tentang cisco packet tracer akan tetapi sekarang kita bahas tentang konfigurasi HSRP pada cisco packet tracer, agar lebih jelasnya simak penjelasan berikut.
Pengertian HSRP
    HSRP adalah metode standar untuk memberikan ketersediaan jaringan yang tinggi dengan menyediakan First-hop redundancy untuk IP host pada LAN IEEE 802 dikonfigurasi dengan default gateway IP address. Sebuah jaringan dengan High availability menyediakan sarana alternatif yang mana semua infrastructure paths dan key server dapat diakses setiap saat. Hot Standby Router  rotocol (HSRP) adalah salah satu fitur perangkat lunak tersebut yang dapat dikonfigurasi untuk menyediakan Layer 3 redundansi untuk network host.
    Ini memungkinkan dua router interface untuk bekerja sama untuk menyajikan penampilan satu virtual router atau default gateway untuk host di LAN. Jadi dengan kata lain ketika salah satu router yang terconfigure dalam Hsrp nya down maka Link pada jaringan tersebut tetap berjalan, dikarenakan ip gateway yang di kenal si host adalah ip nya virtual router.
 Latar Belakang
   Ingin mengkonfigurasikan HSRP pada 2 buah router yang ada agar bisa bergantian 1 sama lain, jika router 1 dinonaktifkan maka router2 akan aktif secara otomatis.
Maksud Dan Tujuan
- Setting HSRP pada router
- membuat router1 aktif dan router2 standby
Alat Dan Bahan
- Software Cisco Packet Tracer
- Laptop/PC
- Ebook konfigurasi
Langkah Konfigurasi HSRP

Dari topologi diatas kita akan konfigurasikan HSRP pada tiap-tiap router langkahnya sebagai berikut:
- Langkah pertama beri alamat IP pada GigabitEthernet dan setting HSRP yang ada di Router0, adapun langkahnya seperti berikut:

Router0   Router0(config)#interface GigabitEthernet0/0
Router0   Router0(config-if)#ip add 192.168.1.2 255.255.255.0
Router0   Router0(config-if)#no shutdown
Router0   Router0(config-if)#duplex auto
Router0   Router0(config-if)#speed auto
Router0   Router0(config-if)#standby version 2
Router0   Router0(config-if)#standby 1 ip 192.168.1.1
Router0   Router0(config-if)#standby 1 priority 120
Router0   Router0(config-if)#standby 1 preempt
Router0   Router0(config-if)#exit
Router0   Router0(config)#interface GigabitEthernet0/1
Router0   Router0(config-if)#ip address 192.168.2.2 255.255.255.0
Router0   Router0(config-if)#no shutdown
Router0   Router0(config-if)#duplex auto
Router0   Router0(config-if)#speed auto
Router0   Router0(config-if)#standby version 2
Router0   Router0(config-if)#standby 2 ip 192.168.2.1
Router0   Router0(config-if)#standby 2 priority 120
Router0   Router0(config-if)#standby 2 preempt
Router0   Router0(config-if)#exit

- Kemudian Setting IP dan HSRP juga ada router1 langkahnya seperti dibawah ini:

Router1   Router1(config)#interface GigabitEthernet0/0
Router1   Router1(config-if)#ip add 192.168.1.3 255.255.255.0
Router1   Router1(config-if)#no shutdown
Router1   Router1(config-if)#duplex auto
Router1   Router1(config-if)#speed auto
Router1   Router1(config-if)#standby version 2
Router1   Router1(config-if)#standby 1 ip 192.168.1.1
Router1   Router1(config-if)#exit
Router1   Router1(config)#interface GigabitEthernet0/1
Router1   Router1(config-if)#ip address 192.168.2.2 255.255.255.0
Router1   Router1(config-if)#no shutdown
Router1   Router1(config-if)#duplex auto
Router1   Router1(config-if)#standby version 2
Router1   Router1(config-if)#standby 1 ip 192.168.2.1
Router1   router1(config-if)#exit


- Langkah terakhir adalah tes ping dari laptop0 ke laptop1 jika ping pertama masih gagal coba tes ping lagi jika berhasil berarti konfigurasinya sudah benar.
Hasil Dan Kesimpulan
   Hasilnya adalah router1 dan router 2 telah dikonfigurasi HSRP dan kesimpulannya kedua router dapat bergantian jika router yang satu dinonaktifkan maka router satunya secara otomatis dapat aktif dengan sendirinya.
Penutup
   Demikianlah sedikit penjelasan tentang konfigurasi HSRP pada cisco packet tracer semoga saja bermanfaat untuk kalian semua, selamat mencoba semoga berhasil.

Referensi: https://delcosta.wordpress.com/2009/11/10/understanding-hsrp/

Wednesday, August 24, 2016

Melakukan EtherChannel Pada Cisco Packet Tracer

    Hai teman-teman kali ini saya akan posting tentang bagaimana cara konfigurasi Etherchannel pada Cisco Packet Tracer, agar lebih jelasnya simak penjelasan berikut ini:

EtherChannel
    Etherchannel adalah suatu teknologi trunking yang digunakan oleh switch Cisco catalyst dimana sejumlah fisikal port pada device digabung menjadi satu jalur logika dalam satu buah port group. fungsinya untuk meningkatkan kecepatan koneksi antar switch, router ataupun server dan jika salah satu port/jalur rusak maka port group akan tetap bekerja menggunakan jalur / port lain.
   Etherchannel dapat dikonfigurasikan dengan dua hingga delapan active Fast Ethernet, Gigabit Ethernet atau 10 Gigabit Ethernet port. Jadi jika menggunakan 8 jalur/port bisa menghasilkan kecepatan 800 Mbit/s, 8 Gbit/s atau 80 Gbit/s.
    Etherchannel atau link aggregation merupakan mengumpulkan lebih dari 1 link menjadi 1 link virtual. Ini sering digunakan untuk melakukan “bundling” suatu interface baik di switch maupun ethernet untuk memperbesar kapasitas dari link atau interface tersebut. Protokol yang sering digunakan dalam hal ini adalah lacp (Link Aggregation Control Protocol) Link aggregation dapat dilakukan pada ethernet sesuai dengan sistem operasi yang digunakan. misalkan kita ingin menggambungkan 2 NIC dengan kapasitas 100Mbps menjadi 200 Mbps dengan melakukan agregasi terhadap interface tersebut kemudian dihubungkan ke suatu manageble switch yang support agregasi.
Referensi:
Protokol yang berkaitan dengan EtherChannel
•          Link Aggregation Control Protocol (LACP)
   Link Aggregation Control Protocol merupakan bagian dari spesifikasi IEEE 802.3ad yang mengijinkan pengguna untuk menggabungkan beberapa port fisikal bersama menjadi sebuah channel logical tunggal.
•          Port Aggregation Protocol (PAgP)
   PAgP membantu pada pembuatan otomatis dari link Etherchannel. Paket PAgP dikirim di antara port yang bisa Etherchannel dalam tujuan untuk negosiasi formasi dari channel.
Keuntungan menggunakan EtherChannel
   Menggunakan EtherChannel memiliki banyak keuntungan, dan mungkin aspek yang paling diinginkan adalah bandwidth. Menggunakan maksimum 8 port aktif total bandwidth 800 Mbit / s, 8 Gbit / s atau 80 Gbit / s sangat memungkinkan tergantung pada kecepatan port. Hal ini dapat digunakan dengan Ethernet yang berjalan pada kabel twisted pair, single-mode dan serat multimode.
   Karena EtherChannel mengambil keuntungan dari kabel yang ada membuatnya sangat scalable. Hal ini dapat digunakan di semua tingkat jaringan untuk membuat link bandwidth yang lebih tinggi sebagai lalu lintas kebutuhan peningkatan jaringan. Semua switch Cisco memiliki kemampuan untuk mendukung EtherChannel. Ketika sebuah EtherChannel dikonfigurasi semua adapter yang merupakan bagian dari saluran berbagi Layer 2 yang sama (MAC). Hal ini membuat EtherChannel transparan untuk aplikasi jaringan dan pengguna karena mereka hanya melihat satu koneksi logis.
   Agregat EtherChannel lalu lintas di semua port aktif tersedia dalam saluran. Port yang dipilih menggunakan algoritma Cisco-proprietary hash, berdasarkan alamat sumber atau tujuan MAC, alamat IP atau TCP dan UDP nomor port. Fungsi hash memberikan angka antara 0 dan 7.
   Etherchannels dapat juga dikonfigurasi sebagai trunk VLAN. Jika ada link tunggal dari sebuah EtherChannel dikonfigurasi sebagai trunk VLAN maka EtherChannel keseluruhan akan bertindak sebagai VLAN trunk. Cisco ISL, VTP dan IEEE 802.1Q kompatibel dengan EtherChannel.
Keterbatasan EtherChannel
   Keterbatasan EtherChannel adalah bahwa semua port fisik pada kelompok agregasiharus berada pada switch yang sama kecuali dalam kasus switch stack, di mana mereka dapat berada pada switch yang berbeda pada stack. Avaya SMLT protokolmenghilangkan keterbatasan ini dengan membiarkan port fisik untuk dibagi antara dua switch dalam konfigurasi segitiga atau 4 atau lebih switch dalam konfigurasi mesh.Sistem Switching Virtual Cisco memungkinkan penciptaan Etherchannel Multichassis(MEC) yang mirip dengan protokol DMLT memungkinkan port yang akan dikumpulkanterhadap chassis fisik yang berbeda yang membentuk entitas “saklar virtual” tunggal.
Komponen EtherChannel
EtherChannel terdiri dari elemen-elemen utama yaitu sebagai berikut:
   Ethernet link – EtherChannel bekerja atas link yang didefinisikan oleh standar IEEE 802.3, termasuk semua sub-standar. Semua link dalam EtherChannel tunggal harus memmiliki kecepatan yang sama.
Compatible hardware – Seluruh baris dari Cisco Catalyst switch serta CiscoEtherChannel yang berbasis software IOS router. Konfigurasi EtherChannel antara switch dan komputer akan memerlukan kartu antarmuka jaringan khusus (NIC).
Configuration – Sebuah EtherChannel harus dikonfigurasi menggunakan Cisco IOS pada switch dan router, dan menggunakan driver khusus saat menghubungkan ke server. Ada dua cara utama untuk mengatur sebuah EtherChannel. Yang pertama adalah secara manual memberikan perintah pada setiap port perangkat yang merupakan bagian dari EtherChannel tersebut. Hal ini harus dilakukan untuk port yang sesuai di kedua sisi EtherChannel tersebut. Cara kedua adalah menggunakan Cisco Port Aggregation Protocol (PAgP) untuk agregasi otomatis ke port Ethernet.
Berikut ini langkah configurasi EtherChannel dengan 2 cara yaitu dengan  PAgP dan topologi seperti ini:


Konfigurasi dengan PAgP
- Pertama kita konfigurasi terlebih dahulu channel pada Switch1 dengan mode "Desirable" perintah seperti ini:
SW1(config)#interface fa0/13
SW1(config‐if)#channel‐group 1 mode desirable
SW1(config)#interface fa0/14
SW1(config‐if)#channel‐group 1 mode desirable

- Kemudian Konfigurasi channel pada Switch2 dengan modenya "auto" perintah seperti ini:
SW2config)#interface fa0/13
SW2(config‐if)#channel‐group 1 mode auto
SW2(config)#interface fa0/14
SW2(config‐if)#channel‐group 1 mode auto

- Selanjutnya kita mengubah mode menjadi "Trunk" pada channel yang sudah kita buat tadi perintahnya seperti ini:
  • Pada Switch1
SW1(config)#interface port‐channel 1
SW1(config‐if)#switchport mode trunk
  • Pada Switch2
SW2(config)#interface port‐channel 1
SW2(config‐if)#switchport mode trunk

- Untuk melihat status etherchanel yang kita sudah buat tadi ketikkan perintah:
SW1#show etherchannel

 Konfigurasi Dengan LACP
- Pertama kita konfigurasi channel-group pada Switch1 dengan mode "active". Perintahnnya seperti berikut:
SW1(config)#interface fa0/13
SW1(config‐if)#channel‐group 1 mode active
SW1(config)#interface fa0/14
SW1(config‐if)#channel‐group 1 mode active

- Selanjutnya pada Switch2 kita buat mode channel-groupnya dengan "passive" seperti berikut:
SW2(config)#interface fa0/13
SW2(config‐if)#channel‐group 1 mode passive
SW2(config)#interface fa0/14
SW2(config‐if)#channel‐group 1 mode passive

- Langkah terakhir kita ganti mode port-channel dengan mode "trunk" agar kedua switch dapat terhubung.
    Pada Switch1:
SW1(config)#interface port‐channel 1
SW1(config‐if)#switchport mode trunk
   Pada Switch2:
SW2(config)#interface port‐channel 1
SW2(config‐if)#switchport mode trunk
   Demikianlah sedikit penjelasan dari saya tentang EtherChannel yang dapat saya berikan, Selamat mencoba semoga berhasil.
Tuhan memberkati.. ^-^
Referensi:

Tuesday, August 23, 2016

IP Addressing dan Subneting Untuk Pengguna Baru

IP Addressing dan Subneting Untuk Pengguna Baru

 hay gan saya akan membagi ilmu yg baru saya dapatkan silakan di baca.

Memahami IP.

Sebuah alamat IP adalah alamat yang digunakan untuk mengidentifikasi perangkat pada jaringan IP. alamat terdiri dari 32 bit biner, yang dapat dibagi menjadi bagian jaringan dan bagian host dengan bantuan subnet mask. 32 bit biner dibagi menjadi empat oktet (1 oktet = 8 bit). Setiap oktet dikonversi ke desimal dan dipisahkan oleh titik (dot). Untuk alasan ini, alamat IP dikatakan dinyatakan dalam format desimal bertitik (misalnya, 172.16.81.100). Nilai dalam setiap oktet berkisar dari 0 sampai 255 desimal, atau 00000000-11111111 biner.
Berikut adalah cara biner oktet dikonversi ke desimal:.. Hak paling sedikit, atau bit paling signifikan, dari oktet memegang nilai 2 0 Bit hanya di sebelah kiri yang memegang nilai 2 1 ini berlanjut sampai kiri yang paling sedikit, atau bit yang paling signifikan, yang memegang nilai 2 7 Jadi jika semua bit biner adalah salah satu yang, setara desimal akan 255 seperti yang ditunjukkan di sini.:

  1 1 1 1 1 1 1 1
   64 32 16 128 8 4 2 1 (128 + 64 + 32 + 16 + 8 + 4 + 2 + 1 = 255) 
Berikut adalah contoh konversi oktet jika tidak semua bit diatur ke 1.
  0 1 0 0 0 0 0 1
   64 0 0 0 0 0 0 1 (0 + 64 + 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + 1 = 65) 
Dan sampel ini menunjukkan alamat IP binary dan desimal.
  10. 1. 23. 19 (desimal)
   00001010.00000001.00010111.00010011 (biner) 
oktet ini dipecah untuk menyediakan skema pengalamatan yang dapat mengakomodasi jaringan besar dan kecil. Ada lima kelas yang berbeda dari jaringan, A sampai E. Dokumen ini berfokus pada kelas A ke C, karena kelas D dan E dicadangkan dan diskusi dari mereka adalah di luar lingkup dokumen ini.
Catatan: Perlu diketahui juga bahwa istilah "Kelas A, Kelas B" dan seterusnya digunakan dalam dokumen ini untuk membantu memfasilitasi pemahaman pengalamatan IP dan subnetting. Istilah-istilah ini jarang digunakan dalam industri lagi karena pengenalan tanpa kelas interdomain routing (CIDR) .
Diberikan alamat IP, kelasnya dapat ditentukan dari tiga high-order bit (tiga kiri-paling bit pada oktet pertama). Gambar 1 menunjukkan signifikansi dalam tiga urutan bit tinggi dan kisaran alamat yang jatuh ke dalam masing-masing kelas. Untuk tujuan informasi, Kelas D dan Kelas E alamat juga ditampilkan.
Gambar 1

Di Kelas A alamat, oktet pertama adalah bagian jaringan, sehingga Kelas A contoh pada Gambar 1 memiliki alamat jaringan utama 1.0.0.0 - 127.255.255.255. Oktet 2, 3, dan 4 (24 bit berikutnya) adalah untuk manajer jaringan untuk membagi menjadi subnet dan host karena ia / dia melihat cocok. alamat kelas A digunakan untuk jaringan yang memiliki lebih dari 65.536 host (sebenarnya sampai 16777214 host!).
Dalam sebuah alamat Kelas B, dua oktet pertama adalah bagian jaringan, sehingga contoh Kelas B di Gambar 1 memiliki alamat jaringan utama 128.0.0.0 - 191.255.255.255. Oktet 3 dan 4 (16 bit) adalah untuk subnet lokal dan host. alamat kelas B digunakan untuk jaringan yang memiliki antara 256 dan 65.534 host.
Dalam sebuah alamat Kelas C, tiga oktet pertama adalah bagian jaringan. Kelas C misalnya di Gambar 1 memiliki alamat jaringan utama 192.0.0.0 - 223.255.255.255. Oktet 4 (8 bit) adalah untuk subnet lokal dan host - sempurna untuk jaringan dengan kurang dari 254 host.

Masker

jaringan

Sebuah topeng jaringan membantu Anda mengetahui bagian mana dari alamat mengidentifikasi jaringan dan bagian mana dari alamat mengidentifikasi node. Kelas A, jaringan B, dan C memiliki masker default, juga dikenal sebagai masker alami, seperti yang ditunjukkan di sini:
  Kelas A: 255.0.0.0
 Kelas B: 255.255.0.0
 Kelas C: 255.255.255.0 
Alamat IP pada kelas A jaringan yang belum subnet akan memiliki alamat / mask pasangan mirip dengan: 8.20.15.1 255.0.0.0. Dalam rangka untuk melihat bagaimana topeng membantu Anda mengidentifikasi jaringan dan simpul bagian dari alamat, mengkonversi alamat dan masker untuk bilangan biner.
  8.20.15.1 = 00001000.00010100.00001111.00000001
 255.0.0.0 = 11111111.00000000.00000000.00000000 
Setelah Anda memiliki alamat dan mask diwakili dalam biner, maka identifikasi jaringan dan host ID lebih mudah. Alamat bit yang telah sesuai mask bit set ke 1 mewakili ID jaringan. Alamat bit yang sesuai topeng bit diatur ke 0 mewakili node ID.
  8.20.15.1 = 00001000.00010100.00001111.00000001
 255.0.0.0 = 11111111.00000000.00000000.00000000
             -----------------------------------
              id net |  tuan id             

 netid = 00001000 = 8
 hostid = 00010100.00001111.00000001 = 20.15.1 

memahami

Subnetting

Subnetting memungkinkan Anda untuk membuat beberapa jaringan logis yang ada dalam Kelas A, B, atau C jaringan tunggal. Jika Anda tidak subnet, Anda hanya dapat menggunakan satu jaringan dari Kelas A, B, atau C jaringan Anda, yang tidak realistis.
Setiap data yang menghubungkan pada jaringan harus memiliki ID jaringan yang unik, dengan setiap simpul pada link menjadi anggota jaringan yang sama. Jika Anda melanggar jaringan utama (Kelas A, B, atau C) menjadi subnetwork yang lebih kecil, memungkinkan Anda untuk membuat jaringan interkoneksi subnetwork. Setiap data link pada jaringan ini akan memiliki ID jaringan / subnetwork yang unik. Setiap perangkat, atau gateway, yang menghubungkan jaringan n / subnetwork memiliki alamat IP n yang berbeda, satu untuk setiap jaringan / subnetwork bahwa interkoneksi.
Dalam rangka untuk subnet jaringan, memperpanjang masker alami dengan beberapa bit dari host ID bagian dari alamat untuk membuat ID subnetwork. Misalnya, diberikan jaringan Kelas C dari 204.17.5.0 yang memiliki masker alami 255.255.255.0, Anda dapat membuat subnet dengan cara ini:
  204.17.5.0 - 11001100.00010001.00000101.00000000
 255.255.255.224 - 11111111.11111111.11111111.11100000
                   -------------------------- | Sub | ---- 
Dengan memperluas topeng menjadi 255.255.255.224, Anda telah mengambil tiga bit (ditandai dengan "sub") dari bagian host asli dari alamat dan menggunakan mereka untuk membuat subnet. Dengan tiga bit ini, adalah mungkin untuk menciptakan delapan subnet. Dengan lima tuan ID bit sisanya, masing-masing subnet dapat memiliki hingga 32 alamat host, 30 dari yang sebenarnya dapat ditugaskan untuk perangkat sejak ids tuan dari semua nol atau semua yang tidak diperbolehkan (sangat penting untuk diingat ini). Jadi, dengan pikiran ini, subnet ini telah diciptakan.
  204.17.5.0 255.255.255.224 rentang alamat host 1 sampai 30
 204.17.5.32 255.255.255.224 rentang alamat host 33-62
 204.17.5.64 255.255.255.224 rentang alamat host 65-94
 204.17.5.96 255.255.255.224 rentang alamat host 97-126
 204.17.5.128 255.255.255.224 rentang alamat host 129-158
 204.17.5.160 255.255.255.224 rentang alamat host 161-190
 204.17.5.192 255.255.255.224 rentang alamat host 193-222
 204.17.5.224 255.255.255.224 rentang alamat host 225-254 
Catatan: Ada dua cara untuk menunjukkan topeng ini. Pertama, karena Anda menggunakan tiga bit lebih dari "alam" Kelas C topeng, Anda dapat menunjukkan alamat ini sebagai memiliki subnet mask 3-bit. Atau, kedua, topeng 255.255.255.224 juga dapat dinyatakan sebagai / 27 karena ada 27 bit yang diatur dalam topeng. Metode kedua ini digunakan dengan CIDR . Dengan metode ini, salah satu jaringan ini dapat digambarkan dengan notasi prefix / length. Misalnya, 204.17.5.32/27 menunjukkan jaringan 204.17.5.32 255.255.255.224. Saat yang tepat, notasi prefix / length digunakan untuk menunjukkan topeng di seluruh sisa dokumen ini.
Skema jaringan subnetting di bagian ini memungkinkan untuk delapan subnet, dan jaringan mungkin muncul sebagai:
Gambar 2

Perhatikan bahwa setiap router dalam Gambar 2 melekat empat subnetwork, satu subnetwork umum untuk kedua router. Juga, setiap router memiliki alamat IP untuk setiap subnetwork yang terpasang. Setiap subnetwork berpotensi mendukung hingga 30 alamat host.
Hal ini membawa sebuah poin menarik. Semakin bit host Anda gunakan untuk subnet mask, semakin subnet yang telah tersedia. Namun, semakin banyak subnet yang tersedia, semakin sedikit alamat host yang tersedia per subnet. Misalnya, jaringan Kelas C dari 204.17.5.0 dan sebuah mask 255.255.255.224 (/ 27) memungkinkan Anda untuk memiliki delapan subnet, masing-masing dengan 32 alamat host (30 dari yang dapat ditugaskan untuk perangkat). Jika Anda menggunakan topeng 255.255.255.240 (/ 28), memecah adalah:
  204.17.5.0 - 11001100.00010001.00000101.00000000
 255.255.255.240 - 11111111.11111111.11111111.11110000
                   -------------------------- | Sub | --- 
Karena Anda sekarang memiliki empat bit untuk membuat subnet dengan, Anda hanya memiliki empat bit yang tersisa untuk alamat host. Jadi dalam hal ini Anda dapat memiliki hingga 16 subnet, masing-masing dapat memiliki hingga 16 alamat host (14 dari yang dapat ditugaskan untuk perangkat).
Lihatlah bagaimana jaringan Kelas B mungkin subnetted. Jika Anda memiliki jaringan 172.16.0.0, maka Anda tahu bahwa masker alami adalah 255.255.0.0 atau 172.16.0.0/16. Memperluas masker untuk apa pun di luar 255.255.0.0 berarti Anda subnetting. Anda dapat dengan cepat melihat bahwa Anda memiliki kemampuan untuk membuat lebih banyak subnet daripada dengan jaringan Kelas C. Jika Anda menggunakan mask 255.255.248.0 (/ 21), berapa banyak subnet dan host per subnet hal ini memungkinkan untuk?
  172.16.0.0 - 10101100.00010000.00000000.00000000
 255.255.248.0 - 11111111.11111111.11111000.00000000
                 ----------------- |  sub | ----------- 
Anda menggunakan lima bit dari bit host asli untuk subnet. Hal ini memungkinkan Anda untuk memiliki 32 subnet (2 5). Setelah menggunakan lima bit untuk subnetting, Anda yang tersisa dengan 11 bit untuk alamat host. Hal ini memungkinkan setiap subnet sehingga memiliki 2048 alamat host (2 11), 2046 yang bisa ditugaskan untuk perangkat.
Catatan: Di masa lalu, ada keterbatasan penggunaan subnet 0 (semua bit subnet akan menjadi nol) dan semua orang subnet (semua subnet bit diatur ke satu). Beberapa perangkat tidak akan mengizinkan penggunaan subnet ini. Perangkat Cisco Systems memungkinkan penggunaan subnet ini ketika ip subnet perintah nol dikonfigurasi.

contoh


Sampel

Latihan

1

Sekarang bahwa Anda memiliki pemahaman tentang subnetting, menempatkan pengetahuan ini untuk digunakan. Dalam contoh ini, Anda diberikan dua kombinasi alamat / mask, ditulis dengan notasi prefix / length, yang telah ditugaskan untuk dua perangkat. Tugas Anda adalah untuk menentukan apakah perangkat ini berada di subnet yang sama atau subnet yang berbeda. Anda dapat menggunakan alamat dan topeng masing-masing perangkat untuk menentukan mana subnet milik masing-masing alamat.
  DeviceA: 172.16.17.30/20
 DeviceB: 172.16.28.15/20 
Tentukan Subnet untuk DeviceA:
  172.16.17.30 - 10101100.00010000.00010001.00011110
 255.255.240.0 - 11111111.11111111.11110000.00000000
                   ----------------- |  sub | ------------
 subnet = 10101100.00010000.00010000.00000000 = 172.16.16.0 
Melihat alamat bit yang telah sedikit masker yang sesuai diatur ke satu, dan pengaturan semua bit alamat lain ke nol (ini setara dengan melakukan logis "DAN" antara topeng dan alamat), menunjukkan Anda yang subnet milik alamat ini . Dalam hal ini, DeviceA milik subnet 172.16.16.0.
Tentukan Subnet untuk DeviceB:
  172.16.28.15 - 10101100.00010000.00011100.00001111
 255.255.240.0 - 11111111.11111111.11110000.00000000
                   ----------------- |  sub | ------------
 subnet = 10101100.00010000.00010000.00000000 = 172.16.16.0 
Dari penentuan ini, DeviceA dan DeviceB memiliki alamat yang merupakan bagian dari subnet yang sama.

Contoh

Latihan

2

Mengingat C jaringan Class of 204.15.5.0/24, subnet jaringan dalam rangka menciptakan jaringan di Gambar 3 dengan persyaratan tuan ditampilkan.
Gambar 3

Melihat jaringan yang ditunjukkan pada Gambar 3 , Anda dapat melihat bahwa Anda diminta untuk membuat lima subnet. Subnet terbesar harus mendukung 28 alamat host. Apakah ini mungkin dengan jaringan Kelas C? dan jika demikian, lalu bagaimana?
Anda dapat mulai dengan melihat kebutuhan subnet. Dalam rangka untuk menciptakan lima subnet dibutuhkan Anda akan perlu menggunakan tiga bit dari Kelas C bit host. Dua bit hanya akan memungkinkan Anda empat subnet (2 2).
Karena Anda perlu tiga subnet bit, yang membuat Anda dengan lima bit untuk bagian host dari alamat. Berapa banyak host yang didukung ini? 2 5 = 32 (30 digunakan). Ini memenuhi persyaratan.
Oleh karena itu Anda telah menentukan bahwa adalah mungkin untuk membuat jaringan ini dengan jaringan Kelas C. Contoh bagaimana Anda dapat menetapkan subnetwork adalah:
  Neta: 204.15.5.0/27 tuan kisaran alamat 1 sampai 30
 netb: 204.15.5.32/27 tuan kisaran alamat 33-62
 NETC: 204.15.5.64/27 tuan kisaran alamat 65-94
 NETD: 204.15.5.96/27 tuan kisaran alamat 97-126
 Nete: 204.15.5.128/27 tuan kisaran alamat 129-158 

VLSM

Contoh

Dalam semua contoh sebelumnya subnetting, perhatikan bahwa subnet mask yang sama diterapkan untuk semua subnet. Ini berarti bahwa setiap subnet memiliki jumlah yang sama dari alamat host yang tersedia. Anda dapat perlu ini dalam beberapa kasus, tetapi, dalam banyak kasus, memiliki subnet mask yang sama untuk semua subnet berakhir membuang-buang ruang alamat. Misalnya, dalam Contoh Latihan 2 bagian, jaringan kelas C dibagi menjadi delapan subnet dengan ukuran yang sama; Namun, masing-masing subnet tidak memanfaatkan semua alamat host yang tersedia, yang menghasilkan ruang alamat terbuang. Gambar 4 mengilustrasikan ruang alamat terbuang ini.
Gambar 4

Gambar 4 mengilustrasikan bahwa dari subnet yang sedang digunakan, NetA, NETC, dan NETD memiliki banyak ruang alamat host yang tidak terpakai. Ada kemungkinan bahwa ini adalah desain yang disengaja akuntansi untuk pertumbuhan di masa depan, tetapi dalam banyak kasus ini hanya sia-sia ruang alamat karena fakta bahwa subnet mask yang sama digunakan untuk semua subnet.
Variabel Length Subnet Masks (VLSM) memungkinkan Anda untuk menggunakan masker yang berbeda untuk setiap subnet, sehingga menggunakan ruang alamat efisien.

VLSM

Contoh

Mengingat jaringan dan persyaratan yang sama seperti pada Contoh Latihan 2 mengembangkan skema subnetting dengan menggunakan VLSM, diberikan:
  Neta: harus mendukung 14 host
 netb: harus mendukung 28 host
 NETC: harus mendukung 2 host
 NETD: harus mendukung 7 host
 Nete: harus mendukung 28 host yang 
Tentukan apa mask memungkinkan jumlah yang diperlukan dari host.
  Neta: membutuhkan / 28 (255.255.255.240) masker untuk mendukung 14 host
 netb: membutuhkan / 27 (255.255.255.224) masker untuk mendukung 28 host
 NETC: membutuhkan / 30 (255.255.255.252) masker untuk mendukung 2 host
 NETD *: membutuhkan / 28 (255.255.255.240) masker untuk mendukung 7 host
 Nete: membutuhkan / 27 (255.255.255.224) masker untuk mendukung 28 host

 * A / 29 (255.255.255.248) akan hanya memungkinkan 6 alamat host dapat digunakan
   Oleh karena itu NETD membutuhkan / 28 mask. 
Cara termudah untuk menetapkan subnet adalah untuk menetapkan terbesar pertama. Misalnya, Anda dapat menetapkan dengan cara ini:
  netb: 204.15.5.0/27 tuan kisaran alamat 1 sampai 30
 Nete: 204.15.5.32/27 tuan kisaran alamat 33-62
 Neta: 204.15.5.64/28 tuan kisaran alamat 65-78
 NETD: 204.15.5.80/28 tuan kisaran alamat 81-94
 NETC: 204.15.5.96/30 tuan kisaran alamat 97-98 
Ini dapat disajikan secara grafis seperti yang ditunjukkan pada Gambar 5:
Gambar 5

Gambar 5 menggambarkan bagaimana menggunakan VLSM membantu menyelamatkan lebih dari setengah dari ruang alamat.

CIDR

Classless Interdomain Routing (CIDR) diperkenalkan dalam rangka meningkatkan kedua alamat pemanfaatan ruang dan routing skalabilitas di Internet. Hal itu diperlukan karena pesatnya pertumbuhan Internet dan pertumbuhan tabel routing IP diadakan di router Internet.
CIDR bergerak jalan dari kelas IP tradisional (Kelas A, Kelas B, Kelas C, dan seterusnya). Dalam CIDR, jaringan IP diwakili oleh awalan, yang merupakan alamat IP dan beberapa indikasi panjang topeng. Panjang berarti jumlah masker paling kiri bersebelahan bit yang ditetapkan untuk satu. Sehingga jaringan 172.16.0.0 255.255.0.0 dapat direpresentasikan sebagai 172.16.0.0/16. CIDR juga menggambarkan arsitektur Internet lebih hirarkis, dimana setiap domain mengambil alamat IP-nya dari tingkat yang lebih tinggi. Hal ini memungkinkan untuk summarization dari domain yang akan dilakukan pada tingkat yang lebih tinggi. Sebagai contoh, jika sebuah ISP memiliki jaringan 172.16.0.0/16, maka ISP dapat menawarkan 172.16.1.0/24, 172.16.2.0/24, dan sebagainya untuk pelanggan. Namun, ketika iklan untuk penyedia lain, ISP hanya perlu beriklan 172.16.0.0/16.
Untuk informasi lebih lanjut tentang CIDR, lihat RFC 1518 leavingcisco.com dan RFC 1519 leavingcisco.com .

Lampiran


sampel

Config

Router A dan B terhubung melalui interface serial.

router

A

  hostname routera
   !
   ip routing yang
   !
   int e 0
   ip address 172.16.50.1 255.255.255.0
   ! (Subnet 50)
   int e 1 ip address 172.16.55.1 255.255.255.0
   ! (Subnet 55)
   int alamat 0 ip 172.16.60.1 255.255.255.0
   ! (Subnet 60) int s 0
   ip address 172.16.65.1 255.255.255.0 (subnet 65)
   ! S 0 menghubungkan ke router B
   rip router
   jaringan 172.16.0.0 

router

B

  hostname routerb
   !
   ip routing yang
   !
   int e 0
   alamat ip 192.1.10.200 255.255.255.240
   ! (Subnet 192)
   int e 1
   alamat ip 192.1.10.66 255.255.255.240
   ! (Subnet 64)
   int s 0
   ip address 172.16.65.2 (subnet yang sama dengan router A s 0)
   ! Int s 0 terhubung ke router A
   rip router
   jaringan 192.1.10.0
   jaringan 172.16.0.0 

Kuantitas

Host

/

Subnet

Table

  Kelas B Efektif Efektif
 bit # Masker Subnet Host
 ------- --------------- --------- ---------
   1 255.255.128.0 2 32766
   2 255.255.192.0 4 16382
   3 255.255.224.0 8 8190
   4 255.255.240.0 16 4094
   5 255.255.248.0 32 2046
   6 255.255.252.0 64 1022
   7 255.255.254.0 128 510
   8 255.255.255.0 256 254
   9 255.255.255.128 512 126
   10 255.255.255.192 1024 62
   11 255.255.255.224 2048 30
   12 255.255.255.240 4096 14
   13 255.255.255.248 8192 6
   14 255.255.255.252 16384 2

 Kelas C Efektif Efektif
 bit # Masker Subnet Host
 ------- --------------- --------- ---------
   1 255.255.255.128 2 126 
   2 255.255.255.192 4 62
   3 255.255.255.224 8 30
   4 255.255.255.240 16 14
   5 255.255.255.248 32 6
   6 255.255.255.252 64 2

  
 * Subnet semua nol dan semua yang disertakan.  Ini 
  mungkin tidak didukung pada beberapa sistem warisan.
 * Host semua nol dan semua yang dikecualikan. 

Referensi : https://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.cisco.com/c/en/us/support/docs/ip/routing-information-protocol-rip/13788-3.html&prev=search

Monday, August 22, 2016

Materi Tentang Subnetting

    Materi Tentang Subnetting

hay gan saya akan membagi ilmu yg saya baru dapat silakan di baca.   
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
B.            Alasan Melakukan Subnetting
  1. Mengalokasikan IP address yang terbatas supaya lebih efisien. Jika internet terbatas oleh alamat-alamat di kelas A, B, dan C, tiap network akan memliki 254, 65.000, atau 16 juta IP address untuk host devicenya. Walaupun terdapat banyak network dengan jumlah host lebih dari 254, namun hanya sedikit network (kalau tidak mau dibilang ada) yang memiliki host sebanyak 65.000 atau 16 juta. Dan network yang memiliki lebih dari 254 device akan membutuhkan alokasi kelas B dan mungkin akan menghamburkan percuma sekitar 10 ribuan IP address.
  2. Alasan kedua adalah, walaupun sebuah organisasi memiliki ribuan host device, mengoperasikan semua device tersebut di dalam network ID yang sama akan memperlambat network. Cara TCP/IP bekerja mengatur agar semua komputer dengan network ID yang sama harus berada di physical network yang sama juga. Physical network memiliki domain broadcast yang sama, yang berarti sebuah medium network harus membawa semua traffic untuk network. Karena alasan kinerja, network biasanya disegmentasikan ke dalam domain broadcast yang lebih kecil – bahkan lebih kecil – dari Class C address.
C.           Tujuan Subnetting
Tujuan dari subnetting adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengefisienkan pengalamatan (misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan kelas C saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai).
2.      Membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
3.      Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu jaringan atau tidak.
4.      Untuk mengatasi masalah perbedaaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
5.      Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
6.      Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
7.      Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
D.           Fungsi Subnetting
Fungsi subnetting antara lain sbb:
Ø  Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.
Ø  Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
Ø  Pengelolaan yang disederhanakan.
Ø  Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh,


E.            Proses Subnetting
Untuk melakukan proses subnetting kita akan melakukan beberapa proses antara lain :
1.      Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask.
2.      Menentukan jumlah host per subnet.
3.      Menentukan subnet yang valid.
4.      Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet.
5.      Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet.
F.            Mengenal Teknik Subnetting
Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network Perusahaan
Alamat Jaringan                                  : 192.168.1.0
Host Pertama                          : 192.168.1.1
Host Terakhir                          : 192.168.1.254
Broadcast Address                 : 192.168.1.255
Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:
Network Divisi A
Alamat Jaringan / Subnet A    : 192.168.1.0
Host Pertama                          : 192.168.1.1
Host Terakhir                          : 192.168.1.126
Broadcast Address                 : 192.168.1.127
Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B    : 192.168.1.128
Host Pertama                          : 192.168.1.129
Host Terakhir                          : 192.168.1.254
Broadcast Address                 : 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.
G.           Subnet Mask
Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:


Class
Oktet Pertama
Subnet Mask Default
Private Address
A
1 – 127
255.0.0.0
10.0.0.0 – 10.255.255.255
B
128 – 191
255.255.0.0
172.16.0.0 – 172.31.255.255
C
192 – 223
255.255.225.0
192.168.0.0 – 192.168.255.255
Subnetmask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan apakah suatu jaringan yang dimaksud adalah termasuk jaringan lokal atau non lokal.
Network ID dan host ID di dalam IP address dibedakan oleh penggunaan subnet mask. Masing-masing subnet mask merupakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua (1) yang menunjukkan network ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.
Kelas IP Address
BIT SUBNET (Default)
SUBNETMASK (Default)
A
11111111 00000000 00000000 00000000
255.0.0.0
B
11111111 11111111 00000000 00000000
255.255.0.0
C
11111111 11111111 11111111 00000000
255.255.255.0
Jangan bingung membedakan antara subnet mask dengan IP address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device atau network di internet. Subnet mask digunakan untuk menandakan bagian mana dari IP address yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat langsung dengan mudah mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255, oleh karena itu 255 bukanlah octet yang valid untuk IP address class.
          Terdapat aturan-aturan dalam membuat Subnet Mask:
Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingga, oktet pertama dari subnet pasti 255.
1.      Angka maksimal untuk network ID adalah 30 bit. Anda harus menyisakan sedikitnya 2 bit untuk host ID, untuk mengizinkan paling tidak 2 host. Jika anda menggunakan seluruh 32 bit untuk network ID, maka tidak akan tersisa untuk host ID. Ya, pastilah nggak akan bisa. Menyisakan 1 bit juga tidak akan bisa. Hal itu disebabkan sebuah host ID yang semuanya berisi angka 1 digunakan untuk broadcast address dan semua 0 digunakan untuk mengacu kepada network itu sendiri. Jadi, jika anda menggunakan 31 bit untuk network ID dan menyisakan hanya 1 bit untuk host ID, (host ID 1 digunakan untuk broadcast address dan host ID 0 adalah network itu sendiri) maka tidak akan ada ruang untuk host sebenarnya. Makanya maximum network ID adalah 30 bit.
2.      Karena network ID selalu disusun oleh deretan angka-angka 1, hanya 9 nilai saja yang mungkin digunakan di tiap octet subnet mask (termasuk 0). Tabel berikut ini adalah kemungkinan nilai-nilai yang berasal dari 8 bit.
BINARY OCNET
DECIMAL
00000000
0
10000000
128
11000000
192
11100000
224
11110000
240
11111000
248
11111100
252
11111110
254
11111111
255


H.           Penghitungan Subnetting
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah yaitu:
·           Jumlah Subnet.
·           Jumlah Host per Subnet.
·           Blok Subnet.
·           Alamat Host- Broadcast.

Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24 artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
sumber:http://hanafi-richi-ramadhan.blogspot.co.id/2014/05/materi-tentang-subnetting.html